Jumat, 25 November 2016



Konsep dan Teori Masyarakat Madani

1.      Apa itu Masyarakat Madani?
Masyarakat Madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Kata madani sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya civil atau civilized (beradab). Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau civilized society, yang berarti masyarakat yang berperadaban.
Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

2.      Siapa yang Mengemukakan konsep Masyarakat Madani?
Untuk pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri Malaysia, dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid yaitu seorang pemikir Islam, cendakiawan, dan budayawan Indonesia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.

Anwar Ibrahim (10 Agustus 1947) adalah Mantan Wakil perdana Menteri Malaysia (1993-1998). Pada tahun 1999, dalam persidangan yang kontroversial ia divonis hukuman enam tahun penjara untuk tuduhan korupsi dan setahun kemudian mendapatkan tambahan vonis sembilan tahun penjara untuk tuduhan sodomi. Mahkamah Federal Malaysia kemudian membatalkan tuduhan sodomi dan anwar dibebaskan dari penjara pada tahun 2004.
Nurcholish Madjid (17 Maret 1939) adalah seorang pemikir islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Nurcholish pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, dan sebagai Rektor Universitas Paramadina, sampai dengan wafat nya tahun 2005.

3.      Kapan teori Masyarakat Madani di kemukakan?
Ø  Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad SAW membangun istilah Masyarakat Madani yang mengacu pada konsep Civil Society, juga berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah.
Ø  Konsep Masyarakat Madani, atau dalam khazanah barat dikenal sebagai Civil Society, muncul pada masa pencerahan (Renainssance) di Eropa melalui pemikiran John Locke pada abad ke 18 dan Emmanuel Kant pada abad ke 19.
Ø  Masyarakat Madani pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada simposium nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara festival Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.

4.      Dimana diterapkan teori Masyarakat Madani?
 Prinsip terciptanya Masyarakat Madani bermula sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Yatsrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan aqidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan cita-cita membentuk yang Madaniyyah (beradab).

5.      Mengapa teori Masyarakat Madani ada?
1.      Adanya masyarakat Madani untuk mencegah agar tidak ada diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan atau dengan kata lain kehidupannya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
2.      Agar terciptanya  sikap saling menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan yang ada dalam masyarakat.
3.      Adanya Masyarakat Madani agar terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi, hukum dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
4.      Agar terciptanya rasa nyaman dalam hidup bermasyarakat.


6.      Bagaimana cara menerapkan Masyarakat Madani?
Proses menuju masyarakat madani memiliki arti melakukan langkah-langkah kegiatan atau  upaya-upaya bahkan mereformasi kondisi yang sudah ada ke arah suatu masyarakat yang agamis, menyeimbangkan antara hak dan kewajiban dalam masyarakat, mengedepankan sikap saling menghormati,demokratis,mempertahankan tata nilai budaya,tanggung jawab, sikap mandiri, dan otonom dari pengaruh kekuasaan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan tertentu. Menurut M. Dawam Rahadjo hubungan antara masyarakat madani dengan demokrasi bagaikan dua sisi mata uang, keduanya bersifat saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan. Karena hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan dengan baik, dan hanya dalam suasana yang demokratislah  masyarakat madani dapat berkembang secara wajar. Proses menuju masyarakat yang madani pada dasarnya tidaklah mudah, karena harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan.
2.    Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang memiliki komitmen untuk independen.
3.    Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang berbudaya paternalistic menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independen.
4.    Berkembangnya pluralism dalam kehidupan yang beragam.
5.    Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik.
6.    Adanya keimanan dan ketaqwaan  kepada Tuhan yang melandasi moral kehidupan.

M. Dawan Rahardjo (20 April 1942) adalah seorang ekonomi Indonesia. Ia mendapatkan gelar Sarjana S1 dari Fakultas Ekonomi UGM (1969).


Referensi :

Qodri Azizy. 2004. Melawan Golbalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam: Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 126-128.

Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusai dan Masyarakat Madani.Jakarta : ICCE UIN Hidayatullah Jakarta dan The Asia Foundation, 2006, hal. 302-325.

H.A.R Tilaar. Pendidikan, Kebudayaan Dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation), 2002 hal. 5

Rabu, 26 Oktober 2016

Makna Pancasila dan keterkaitannya pada Alqur'an

1. Ketuhanan Maha Esa
          Sila pertama mempunyai makna sebagai berikut :
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Hubungan Sila pertama Dan alqur'an terdapat pada beberapa Surat yakni

Surat  Saba' Ayat 1
Allah SWT berfirman:
"Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan segala puji di akhirat bagi Allah. Dan Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti."

Surat  As Syura ayat 11
Artinya: "(Dia) pencipta langit Dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari Jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari Jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan Jalan itu. Tidak ada yang serupa dengan Dia, Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

Surat Al Hasr ayat 22-24
Allah SWT berfirman:
Artinya : "Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Maha Raja, yang Maha Suci. Yang Maha Sejahtera, Yang Maha Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Maha Menciptakan, Yang Maha Mengadakan, Yang Maha Membentuk Rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Surat Al Maidah ayat 73
Allah SWT berfirman:
Artinya : " Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwasannya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti  orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih".

Surat Al Baqarah ayat 25-26
Allah SWT berfirman:
Artinya :" Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman Dan berbuat baik bahwa bagi mereka di sediaka surga-surga di bawahnya, setiap mereka di beri rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa Dan until mereka di dalamnya ada isti-istri yang Suci Dan mereka kekal didalamnya. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah Dari pada ITU. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpaan itu benar Dari Tuhan Mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, " Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpaan itu, banyan orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak orang yang di sesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
         Sila kemanusiaan yang adil dan Beradab adalah sedertan kata yang merupakan suatu frase, unsur into sila tersebut adalah kemanusiaan yang terdiri atas kata dasar manusia berimbuhan ke-an. Makna kata tersebut secara morfologis berarti "abstrak" atau "hal". Jadi kemanusiaan berarti kesesuaian dengan hakikat mausia.

Adapun makna sila kedua antara lain :
  • Mengembangkan sikap tenggang rasa
  • Saling mencintai sesama manusia
  • Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
  • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
  • Tidak semena-mena terhadap orang lain
  • Berani membela kebenaran dan keadilan
  • Mampu melakukan yang baik demi kebenaran
  • Menjaga kepercayaan orang
  • Ramah dalam bermasyarakat
Sila kedua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah mausia yang memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tinggi dab harus di pertahankan dengan kehidupan yang kayak), memperlakukan manusia secara adil dan Beradab di mana manusia memiliki data cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan .

Berikut ini ayat-ayat suci Alqur'an yang berkaitan dengan sila kedua
Surat At Tin ayat 4
Allah SWT berfirman:
Artinya : " Sesungguhnya Kami yelah menciptaka manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya".

Surat Al Isra ayat 70
Allah SWT berfirman:
Artinya : "Dan Sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki Dari  yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan jelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan".

Surat Al Hujurat ayat 11
Allah SWT berfirman:
Artinya : " Hair orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang di olok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan janganlah pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik Dari wanita yang (mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah imam dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim".

Surat Al Maidah ayat 2
Allah SWT berfirman:
Artinya : "Hair orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan janganlah mekanggar bulan-bulan haram, jangan (menggangu) binatang-binatang had-ya , dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka mengalang-halangi kamu Dari Masjidil Haram, mendonrongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah am at her at siksaan-Nya".

Surat Al Insan ayat 8-9
Allah SWT berfirman:
Artinya : "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang di tawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

3. Persatuan Indonesia
          Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka disebut nasionalisme. Nasionalisme adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh karena rasa satu yang begitu kuatnya, maka dari padanya timbul rasa cinta bangsa dan tanah air.

Secara keseluruhan arti dan makna Pancasila sila ketiga, adalah:
  • Nasionalisme
  • Cinta bangsa dan tanah air
  • Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
  • Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit,Menumbuhkan rasa senasib dan sepenangungan
  • Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
  • Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
  • Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
  • Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing
  • Menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia
  • Rela berkorban demi bangsa dan negara.
  • Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
  • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Berikut ini ayat-ayat Suci Alqur'an yang berkaitan dengan makna sila ketiga

Surat Al Hujurat ayat 9-10
Allah SWT berfirman:
Artinya : "Dan jika ada dua golongan Dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara oleh Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat".

Surat An Nisa ayat 59
Allah SWT berfirman :
Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah is kepada Allah (Al-Qur'an) dan rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

4. Kerakyatan yang Di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Salam Permusyawaratan Perwakilan
          Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab serta di dorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani.
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat.
Perwakilan adalah suatu system arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rayat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara ,antara lain dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan. Jadi, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui system perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya.

Berikut ini ayat-ayat suci Al Qur'an yang berkaitan dengan makna sila keempat

Surat Asy-Syura ayat 38
Allah SWT berfirman :
Artinya : "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan-Nya dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami yang kami berikan kepada mereka".

Surat Al Mujadilah ayat 9 dan 11
Allah SWT berfirman :
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebijakan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan di kembalikan. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
        Nilai yang terkandung dalam sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka didalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan social).Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

Berikut ini ayat-ayat suci Al Qur'an yang berkaitan dengan makna sila kelima

Surat An-Nahl ayat 71
Allah  SWT berfirman :
Artinya : "Dan Allah melebihkan kamu dari sebagian yang lain salam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki agar mereka sama (merasakan) rezeki itu".

Surat Al Imran ayat 180
Allah SWT berfirman :
Artinya : "Sekali-kali janganlah orang-orang yang Bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Surat Al Hadid ayat 11
Allah SWT berfirman:
Artinya : "Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan di akan memperoleh pahala yang banyak".

Surat Az-Zariyat ayat 19
Allah SWT berfirman :
Artinya : "Dan pada harta-harta mereka ada hak orang miskin yang tidak mendapat bagian".

Surat  Al Ma'un
Allah SWT berfirman :
Artinya : "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Itulah orang-orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya. Orang-orang berbuat ria. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna".
Itulah penjelasan mengenai makna yang terkandung dalam Pancasila dan keterkaitannya pada Al-qur'an. Semoga informasi yang di berikan dapat bermanfaat bagi kita semua . Sekian dari saya.